Kamis, 19 Januari 2012

Pameran Jakarta Biennale "Jakarta Maximum City"


Sebagai "mahasiswa Seni itu harus kritis dengan keadaan" mungkin kata-kata dari senior saat  kuliah ada benarnya juga, betapa tidak ketika saya mendapat tugas dari mata kuliah PDSR (Pengetahuan Dasar Seni Rupa) saya dan mahasiswa angakatan saya ditugaskan datang ke pameran Jakarta Biennale dengan bertemakan "Maximum City", dan saya tidak tahu apa-apa tentang pameran tersebut malah ini pertama kalinya saya ke pameran besar tersebut.
Jakarta Biennale adalah perhelatan seni rupa Internasional yang diadakan dua tahun sekali. Sejak 1968, Jakarta Biennale telah diselenggarakan sebanyak 14 kali. Jika 2009 lalu mengangkat tema Are(n)a, tahun ini mengangkat  Jakarta Biennale #14.2011 dengan tema “Maximum City”. 
Opening pameran tersebut di hadiri dan diresmikan oleh gubernur DKI Jakarta Timur yaitu  Fauzi Bowo di Galeri Nasional pada tanggal 16 Desember 2011, barbagai kalangan banyak yang datang pada malam itu, mulai dari yang sudah lanjut usia, anak muda, sampai anak-anak yang sengaja berkunjung ke pameran tersebut, semuanya pecinta seni, dan ingin mengetahui karya-karya seni yang menakjubkan pada pameran tersebut, dengan opening yang fantastis diisi oleh beberapa penari, sekelompok pemain alat musik membuat Fauzi Bowo sangat takjub, dan sesekali memberi tepuk tangan, dengan menggunakan 4 Ruangan yang berada di Galeri Nasional yakni ruang A, ruang B, ruang C dan ruang Serba Guna, menenmpatkan beberapa karya seni didalamnya dengan karya yang tidak biasanya malah ada yang terkesan ekstrim, berikut adalah beberapa karya seni yang di pamerkan.

#1
Judul: Miring Installation
Karya: Budi Pradono
Miring Installation ini terletak di bagian halaman Galeri Nasional, Salah satu paviliun berada diatas ketinggian 7 meter ditopang oleh ratusan bambu yang berdiri tegak, menopang sebuah kotak yang hampir jatuh karena posisinya yang miring tepat di depan bangunan ini, ketika saya menaiki bangunan ini sangat mendebarkan, karena bangunan tersebut bergoyang-goyang karna kena hembusan angin sehingga menimbulkan kesan ingin runtuh, ketika puncak ada bilik yang berisikan video dengan proyektor.


#2
Judul: Berjuang hidup
Karya: I putu edy asmara
Karya tersebut menceritakan kehidupan Ibu kota yang sangat tergantung dengan teknologi, menggambarkan kabel-kabel USB dan sebagainya yang saling terlilit sehingga menciptakan gumpalan yang besar, namu dari gumpalan tersebut ada tangan manusia yang terjebak didalamnya, ya Berjuang Hidup dengan teknologi.




#3
Judul : The Gun Thinker
Karya : Setyo Priyo Nugraha
The Gun Thinker menggambarkan tentang sebuah robot yang besar sedang duduk dan berpikir, robot tersebut sangat serius berpikir, sehingga seniman menamainya The Gun Thinker.








#4 
Judul : Berebut Air di Rusunawa
Karya : Unang Ramdani
Berebut Air di Rusunawa adalah sebuah karya seni campuran dari, fotografi dengan 4D atau benda aslinya, dimana ada sebuah bingkai berisikan karya fotografi yang terlihat seperti jendela dimana ada pemandangan selang-selang air saling bersaing di sebuah Rumah susun, dan selang air tersebut saling berhubungan dengan satu pompa air yang menimbulkan kesan, padat, tidak beraturan, dan kusut.



#5

Judul : Clean or Dirty
Karya : A.Priyanto "Omplong"
Patung yang berbentuk anak lelaki yang sangat aneh, dengan pola-pola garis di sekitar tubuhnya, sambil memegang sapu, dimana patung tersebut terkesan tukang bersih-bersih perkantoran ataupaun jalanan ibu kota.











Diatas adalaha baru beberapa karya seni yang dihadirkan di Galeri nasional, ada banyak karya senih yang sangat menakjubkan dan pasti gak akan puas datang sekali ke pameran tersebut, namun pameran tersebut sudah berakhir dan dengan resmi Jakarta Biennale ditutup sampai 2 tahun mendatanag untuk menyaksikan pameran tersebut, berikut adalah foto-foto dari beberapa karya seni ma'af tidak bisa menyebutkan judul dan seniman satu-satu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar